Eat, Pray, Love



Judul : Eat, Pray, Love.
Penerbit : Abdi Tandur
Tanggal Penerbitan : April, 2007
Harga : Rp 65.000,00
Genre : Spiritual

Julia Roberts, peraih Oscar 2001 ketika memerankan Erin Brokovich, akan syuting di Indonesia. Persisnya di Bali. Eat, Pray, Love berangkat dari kisah nyata Elizabeth Gilbert seorang jurnalis perempuan yang resah mencari makna kehidupan. Memasuki usia tiga puluh tahun, Gibert telah mendapatkan semua yang diinginkan oleh seorang wanita Amerika modern. Selain seorang suami dan sebuah rumah, Gilbert yang ambisius dan terpelajar juga punya karier yang cemerlang. Namun, bukannya bahagia, dia justru menjadi panik, sedih, dan bimbang menghadapi kehidupan. Gilbert merasakan pedihnya perceraian, depresi, kegagalan cinta dan kehilangan pegangan dalam hidupnya. Untuk memulihkan dirinya, Gilbert pun mengambil langkah yang cukup ekstrem. Dia meninggalkan pekerjaan dan orang-orang yang dikasihinya untuk melakukan petualangan seorang diri berkeliling dunia.
Bagi seorang perempuan yang berpenampilan menarik, perjalanan solo ini jelas petualangan seru. Makan, doa, dan cinta adalah catatan kejadian di bulan-bulan pencarian jati dirinya itu. Dalam petualangannya itu, Gilbert menetapkan tujuan ke tiga tempat berbeda. Di setiap negara, ia meneliti aspek kehidupan dengan latar budayanya masing-masing. Italia menjadi tempat tujuan pertamanya. Di negeri nan elok ini, Gilbert mempelajari seni menikmati hidup dan bahasa Italia. Tak lupa, ia juga mengumbar nafsu makannya dengan menyantap aneka masakan Italia yang enak-enak. Wajar saja jika kemudian bobot tubuhnya pun bertambah 12 kilogram. Dari Italia, Gilbert bertolak menuju India. Di negeri ini dia mempelajari seni devosi atau penyerahan diri di sebuah Ashram atau padepokan Hindu. Ia menghabiskan waktu empat bulan untuk mengeksplorasi sisi spiritualnya. Akhirnya, Bali menjadi tujuan terakhirnya. Di Pulau Dewata inilah wanita malang ini menemukan tujuan hidupnya, yakni kehidupan yang seimbang antara kegembiraan duniawi dan ketenangan batin.
Di Bali, Ia menjadi murid seorang dukun tua bernama Ketut Liyer yang juga seorang pelukis dan peramal lewat bacaan garis tangan. Gilbert juga bersahabat dengan Nyoman, penjual jamu tradisional Bali. Dan yang terpenting, di Bali, Gilbert yang sudah apatis dan merasa tak akan pernah lagi bisa berhubungan romantis dengan lelaki manapun, akhirnya malah menemukan kembali cinta sejati pada diri Felipe, pria separuh baya asal Brasil yang jauh lebih tua darinya. Tak cuma berakting, Julia Roberts juga menjadi produser eksekutif untuk film ini. Aktor terkenal Brad Pitt juga turut terlibat. Pemilik Plan B Entertaiment ini juga menjadi produser Eat, Pray, Love.



Tiga negara yang sempat dikunjungi Gilbert ketika itu adalah Italia, dimana ia menghabiskan waktu selama empat bulan di sana, kemudian berlanjut ke India selama empat bulan demi mencari ketenangan spiritual dan berakhir di Indonesia dimana akhirnya ia menemukan cintanya kembali setelah bertahun-tahun tinggal di pulau Bali. Sebelumnya novelis Elizabeth M. Gilbert yang lahir pada tahun 1969 di Waterbury, Connecticut pernah menulis artikel bertajuk “The Muse of the Coyote Ugly Saloon” untuk majalah GQ terbitan tahun 1997. Artikel yang merupakan pengalaman pribadinya ketika menjadi bartender di sebuah bar kawasan kumuh East Village-New York itu sempat difilmkan oleh produser kenamaan Jerry Bruckheimer pada tahun 2000 dengan judul “Coyote Ugly” dan dibintangi oleh sederet bintang muda, diantaranya ada Piper Perabo (The Prestige) dan Maria Bello (Duets).
Sebuah cerita pengalaman yang sungguh-sungguh menarik dari sang penulis, seorang perempuan yang berusaha keluar dari tekanan depresi dan kehilangan pegangan arah hidup. Yang sangat menarik dari buku ini adalah langkah untuk memperbaiki dirinya yang diambil sangat orisinil yaitu langkah bertahap yang terdiri dari Makan (belajar menikmati hidup), Doa (belajar berdevosi, mendekatkan diri dengan Tuhan), dan Cinta (keseimbangan antara kebahagiaan duniawi dan kebahagiaan suragawi). Perjalannya diawali dengan merajut kegembiraan hidup di Italia dangan menikmati berbagai hidangan lezat khas Italia. Melakukan eksplorasi spiritual dan berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan di tempat yang terkenal sejak dulu sebagai pusat spiritual dunia yaitu India. Dan akhirnya di Indonesia tepatnya di pulau Bali, tujuan hidupnya ditemukan lewat keseimbangan dan juga pengalaman cinta yang sangat indah.
Bagi siapa aja yang ingin mengalami perubahan dalam hidupnya, tentunya perubahan yang positif. Direkomendasikan untuk membaca buku ini ataupun menonton film dari buku ini.

0 Response to "Eat, Pray, Love"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme | Blogger Templates | Discover Credit Cards